Lamer – Sebuah video percakapan jual beli iPhone mendadak viral di media sosial (medsos)setelah mengungkap kisah mengejutkan: seorang bocah SMP nekat mencuri uang orangtuanya sebesar Rp20 juta demi membeli dua unit iPhone.
Kisah ini dibagikan oleh akun Instagram @matcha_iphonestore dan mulai ramai dibicarakan pada Selasa, 15 April 2025.
Dalam video tersebut, tampak sepasang suami istri menceritakan kronologi hilangnya uang puluhan juta rupiah yang mereka simpan di rumah.
“Nggak bisa tidur, bapaknya terus ngecek, eh ternyata uangnya hilang,” ungkap sang ayah.
Benar saja, firasat buruk itu terbukti. Uang Rp20 juta raib tanpa jejak.Setelah dicari tahu, mereka terkejut bukan main: uang tersebut ternyata diambil oleh anak mereka yang masih duduk di bangku kelas 8 SMP.Yang membuat mereka makin syok, si anak menggunakan uang itu untuk membeli dua iPhone sekaligus.
Ketika diinterogasi, anak itu awalnya tidak mengaku dan justru berkelit.
“Ternyata buat beli HP dua,” kata sang ibu.”(Anaknya) enggak ngaku, mbulet aja,” tambah sang ayah
.Lebih mengejutkan lagi, satu dari dua iPhone itu sudah diberikan kepada temannya.
“HP satunya (iPhone 11) udah dikasih ke temannya,” kata ayahnya lagi saat berbincang dengan penjual HP.
“Dia kelas berapa sih?” tanya si penjual.
“Kelas 8 SMP,” jawab sang ayah, membuat si penjual terdiam tak percaya.
Orangtua bocah itu pun mengaku datang ke toko tersebut dengan maksud menjual kembali kedua iPhone hasil pembelian itu.
“Berarti nilep Rp20 juta buat beli HP. Sekarang mau dijual?” tanya si penjual.
“Karena uangnya butuh, Mas,” ujar sang ayah.
“Rp20 juta sisanya juga nggak tahu ke mana,” lanjutnya.
Video ini sontak menuai beragam reaksi dari warganet. Banyak yang menyayangkan tindakan sang anak, tapi tak sedikit pula yang menyoroti perubahan zaman.
“Jaman aku SMP nyolong duit receh 3 ribu buat beli indomie. Lah sekarang nyolong buat beli iPhone,” tulis seorang netizen.
“SMP udah berani nyolong Rp20 juta, edan,” komentar lainnya.
Kisah di Malang ini menjadi pengingat bahwa kemudahan teknologi dan gaya hidup kini kadang tak sebanding dengan kedewasaan usia. Terlebih bagi anak-anak yang belum bisa membedakan antara keinginan dan kebutuhan, serta belum memahami akibat dari tindakannya.